Maju tak gentar membela yang benar
MEMBELA YANG BETUL, MELAWAN YANG BATIL
Sobat gudangarab, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”.
(HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; Ahmad, 2: 344)
Rasulullah telah memberikan peringatan keras kepada kita,
عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ
Dari Jabir bin Muth’im, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada _'ashabiyyah,_ bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena _'ashabiyyah_ dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena 'ashabiyyah.”
(HR. Abu Dawud No.4456).
Ashabiyyah adalah fanatik buta. Bersikap membela dan mengikuti pihak tersebut benar ataupun salah. Benar atau salah tetap dibela. 'Ashabiyyah dilarang karena seharusnya seseorang membela kebenaran. Kebenaran adalah yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa ssalam.
Imam Abu Dawud menuturkan Watsilah bin al-Asqa’ ra, bahwasanya ia mendengar bapaknya berkata,
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْعَصَبِيَّةُ قَالَ أَنْ تُعِينَ قَوْمَكَ عَلَى الظُّلْمِ
“Saya (bapak Watsilah bin al-Asqa’ ra) bertanya, “Ya Rasulullah, apa ‘ashabiyyah itu?" Beliau menjawab, “Kamu menolong kaummu atas kezaliman.”(HR. Imam Abu Dawud)
Hukum 'ashabiyyah adalah, "haram."
Di antara perbuatan yang terkategori tindakan _'ashabiyyah_ adalah membela keluarga dan kerabat meskipun mereka melakukan kemungkaran, kebatilan dan kezaliman. Termasuk _‘ashabiyyah_ pula, membela perseorangan maupun kelompok atau partai yang jelas-jelas dan telah menyimpang dari kebenaran.
Sudah semestinya kita bisa memilah dan memilih mana yang _haq_ dan mana yang _hoax_, mana yang _betul_ dan mana yang _batil_. Tidak asal membela dengan membabi buta.
Oleh karena, itu pilihlah majelis-majelis ta'lim/ilmu sehingga kita akan memperoleh hidayah-Nya dan bisa memasuki taman-taman surga sebagaimana Rasulullah bersabda,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا ، قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللَّهِ ، وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ ؟ قَالَ : مَجَالِسُ الْعِلْمِ . (الطبرانى)
“Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas." Para sahabat bertanya, ”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Rasulullah menjawab, ”majelis-majelis ta’lim/ilmu.” (HR. Al-Thabrani)
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa membela yang betul dan melawan yang batil, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran untuk meraih ridha-Nya.
