Kebenaran adalah Keniscayaan

KEBERPIHAKAN PADA KEBENARAN


Sobat gudangarab, Ajakan untuk "berdamai" terkait penggunaan ijazah palsu belakangan ini memunculkan kontroversi, karena penggunaan ijazah palsu merupakan tindakan pidana di Indonesia dan tidak bisa diselesaikan begitu saja dengan permintaan maaf atau "damai" secara non-litigasi.

Penggunaan ijazah palsu bukanlah sekadar kesalahan administratif atau etika. Hal ini dapat dikenakan sanksi pidana berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk Pasal 263 KUHP dan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dengan ancaman pidana penjara hingga 5 atau 6 tahun dan denda hingga Rp. 500 juta.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebenaran dan kebatilan selamanya tidak akan pernah bisa dipertemukan dan dikompromikan. Setiap orang harus memiliki sikap yang tegas terhadap salah satu dari kedua hal tersebut, berpihak pada kebenaran atau kebatilan. Orang yang berakal tentu akan berpihak pada kebenaran.

Setiap orang yang mengaku beriman seharusnya memiliki keberpihakan yang jelas terhadap sebuah kebenaran yang kini sudah mulai pudar, lentur dan luntur. Sangat sedikit orang yang tegas berpihak pada kebenaran. Kebanyakan hanya diam membisu.

Memang, keberpihakan tidak akan merubah takdir Allah Azza wa Jalla. Namun sikap tersebut akan menentukan posisi keberpihakan kita ada di mana di hadapan Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا

"Dan katakanlah, kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap."(QS. Al Isra': 81)

ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ ١٤٧

“Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah: 147)

وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ

“Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu.” 

(QS. Al-Kahfi: 29)

ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّهُۥ يُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَأَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٦

“Hal itu karena sesungguhnya Allah sajalah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Hajj: 6)

Al Imam Abu Is-haq Ibrahim bin Musa asy Syathibiy rahimahullah berkata,

العقل إذا لم يكن متبعاً للشرع، لم يبقَ له إلا الهوى والشهوة

"Akal jika tidak mengikuti syariat maka tidak tersisa baginya selain hawa nafsu dan syahwat."

 (Al I'-tisham, jilid 1 hlm. 51).

Rasulullah telah memberikan peringatan kepada kita, di mana pada akhir zaman akan semakin sedikit kebaikan, semakin banyak kebathilan dan kemungkaran, semakin banyak yang menentang kebenaran, dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat kekuasaan dan condongnya manusia cinta kepada dunia. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ

“Akan datang suatu masa, di mana orang yang bersabar berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api” 

(HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadits dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 8002)

Di dalam situasi dan kondisi bagaimanapun kita dianjurkan untuk tetap istiqamah senantiasa berpihak pada kebenaran.

Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata,

‏«الدنيا دارُ عمل، والآخرةُ دار جزاء، فَمَنْ لم يعمل هنا؛ نَدُمَ هناك

"Dunia ini adalah negeri untuk beramal, sedangkan akhirat adalah negeri balasan, maka siapa yang tidak beramal di sini, dia pasti akan menyesal di sana."

(Az-Zuhd, karya al-Baihaqy, No. 725)

Tetaplah bersyukur dan bersabar atas segala sesuatu yang telah mejadi iradah-Nya, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengatur segalanya.

الحياه مثل امواج البحر تعصف ثم تعود هادئه

 كما كانت فلا تيأس. فهناك من يدبر الامور

Hidup itu seperti gelombang badai laut, menggempur kemudian kembali tenang. Maka dari itu janganlah putus asa karena Allah Azza wa Jalla sudah mengatur dalam segala urusan.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berpihak pada kebenaran untuk meraih ridha-Nya.

Next Post Previous Post