Cegah Kemungkaran dengan cara ini
INGKAR TERHADAP KEZALIMAN DENGAN CARA TIDAK MEMBIARKAN ITU TERJADI
Sobat gudangArab, Terkadang kita tak sadar membiarkan kezaliman dan kemungkaran terjadi di tengah masyarakat, padahal sebenarnya kita bisa mengingatkannya. Dalam hadits dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup hendaklah meluruskan dengan lisannya, jika tidak sanggup hendaklah dia meluruskan dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” (HR. Muslim, 49)
Allah Azza wa Jalla berfirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Para salaf mengatakan bahwa amar ma’ruf nahi munkar itu wajib bagi setiap insan meskipun fardhu kifayah, dan wajib bagi yang lain untuk membantunya hingga maksudnya yang Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya perintahkan tercapai. Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.”
(QS. Al Maidah: 2)
Setiap Rasul yang Allah Azza wa Jalla utus dan setiap kitab yang Allah Azza wa Jalla turunkan, semuanya mengajarkan amar ma’ruf nahi munkar.
Imam Muhyiddin an-Nawawi berkata di dalam kitab Raudlatut Thalibin:
ولا يكفي الوعظ لمن أمكنه إزالته باليد، ولا تكفي كراهة القلب لمن قدر على النهي باللسان
“Tidak cukup memberi nasihat bagi orang yang mampu menghilangkan kemungkaran dengan tangan. Dan tidak cukup ingkar di dalam hati bagi orang yang mampu mencegah kemungkaran dengan lisan.”
(Muhyiddin Abu Zakariya an-Nawawi, Raudlatut Thalibin, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2005, cetakan kelima, jilid V, hlm. 123)
Nilai suatu umur manusia tidaklah ditentukan oleh banyaknya melainkan seberapa besar nilai kemanfaatan yang dilalui oleh seseorang dalam perjalanan usia itu. Allah Azza wa Jalla justru melarang kita untuk menjatuhkan diri dalam kebinasaan dan memerintahkan kita untuk senantiasa berbuat baik, karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menyukai orang-orang yang berbuat baik,
وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al Baqarah: 195)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
خير الناس أنفعهم للناس
“Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan banyak kemanfaatan bagi manusia lainnya”
Pada prinsipnya pergunakanlah seluruh kemampuan kita untuk memberikan kemanfaatan pada sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Itulah manusia yang terbaik dalam perjalanan waktunya.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menebarkan kebaikan dan kemanfaatan sebagai manusia terbaik untuk meraih ridha-Nya.
Jangan lupa kunjungi juga gudang Arab 1 untuk mendapatkan Artikel Berbahasa Arab tentang pembelajaran Bahasa Arab
