Kepastian IRADAH Allah

TETAPLAH BERBAIK SANGKA ATAS SEGALA IRADAH-NYA

Sobat gudangarab, Seringkali kita tidak bersyukur dan bersabar atas segala yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan. Jika semua yang kita inginkan harus kita nikmati, dari mana kita belajar bersyukur? Jika semua yang kita inginkan harus terpenuhi, dari mana kita belajar bersabar? Jika kehidupan kita selalu bahagia, dari mana kita mengenal Allah Azza wa Jalla lebih dekat?

Tetaplah yakin bahwa segala kehendak ( iradah)-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Terkadang kita mengeluh tatkala yang datang silih berganti adalah musibah. Justru keinginan kita belum saja terpenuhi, kita terus saja merasa kesal saat yang dihajati tak kunjung tiba, dan kita terus saja mempertanyakan takdir saat apa yang telah dimohonkan dalam doa dan harapan tak kunjung Allah Azza wa Jalla tetapkan.

Tetapi kita tak pernah sekali pun mempertanyakan hati, sudah pantaskah kita meminta lebih kepada Allah Azza wa Jalla, sudah bijakkah kita selama ini menjalankan amanah yang telah Allah Azza wa Jalla tetapkan kepada kita? Namun nyatanya tidak, kita hanya pandai mempertanyakan takdir Allah Azza wa Jalla, namun kita tak pernah sesekali menyadari tugas menghamba kita dengan penuh hati ketaatan. Dan saat kenginan tak kunjung Allah Azza wa Jalla takdirkan, ataupun telah Allah Azza wa Jalla takdirkan namun tak sesuai dengan harapan, bersabarlah, karena sesuatu yang belum kita dapatkan bisa jadi mengajarkan kita tentang indahnya keikhlasan.

memang sulit untuk ikhlas, karena syurga itu bukan sesuatu yang dapat dibeli dengan harga yang murah, butuh kesabaran, perjuangan, dan ketekunan iman untuk mendapatkannya, maka sesulit apapun belajar ikhlas, teruslah berusaha untuk tetap tenang dan selalu lapang menerima ketentuan Allah Azza wa Jalla.

Untuk semua itu, Renungkanlah firman Allah Azza wa Jalla yang mengajarkan kepada kita prinsip yang benar dalam menghadapi kehidupan ini, obat segala kegalauan, pelipur semua lara,

وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُون

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)  

Sikap kita adalah menerima kondisi yang ada, suka tidak suka, karena kita tidak tahu apakah yang kita sukai baik untuk kita atau buruk, hanya Allah Azza wa Jalla yang tahu. Laksanakan perintah Allah Azza wa Jalla, walaupun berat untuk jiwa, tinggalkan larangan-Nya walaupun nafsu ingin melakukannya, karena kita yakin Allah Maha Tahu dengan yang kita butuhkan. Lihatlah Umar bin Khatthab Radhiyallahu Anhu berkata:

«مَا أُبَالِي عَلَى أَيِّ حَالٍ أَصْبَحْتُ، عَلَى مَا أُحِبُّ أَوْ عَلَى مَا أَكْرَهُ، وَذَلِكَ لِأَنِّي لَا أَدْرِي الْخَيْرَ فِيمَا أُحِبُّ أَوْ فِيمَا أَكْرَهُ

“Aku tidak peduli di atas kondisi apa keadaanku, dia atas hal yang aku cintai atau yang aku benci, dikarenakan aku tidak tahu kebaikan itu ada pada yang aku cintai atau pada yang aku benci.”(HR. Ibnu Abi Dunia, al-Faraj bakda asysyiddah No.13)

Tetap istiqamahlah senantiasa berbaik sangka pada Sang Pencipta, Dialah Allah Azza wa Jalla yang mengetahui akhir sesuatu dari perkara kita.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berbaik sangka atas iradah-Nya karena Allah Azza wa Jalla lah yang paling tahu terhadap para hamba-Nya yang mau belajar memahami hikmah kehidupan untuk meraih ridha-Nya.

Next Post Previous Post