Saat terberat : Menentukan Pilihan

KETIKA TELAH TIBA SAATNYA KITA HARUS MEMILIH


Sahabat gudangarab, Tiap hari kita dihadapkan pada keharusan memilih. Memilih meneruskan tidur dan bermimpi atau bangun dari tidur dan mewujudkan impian. Memilih marah atau memaafkan. Memilih diam atau bicara. Memilih keshalihan atau kesalahan. Mencari kebenaran atau pembenaran. Begitu seterusnya setiap hari sampai datang saatnya di mana kita tidak bisa memilih lagi ketika telah tiba saatnya menuju ke liang kubur.

Allah Azza wa Jalla telah menyediakan surga dan neraka sebagai balasan dari amalan manusia selama hidup di dunia. Neraka adalah tempat yang sangat menyengsarakan bagi manusia yang selalu berbuat kemungkaran dan tidak taat pada perintah Allah Azza wa Jalla. Sedangkan bagi orang-orang yang mushlih, Allah Azza wa Jalla telah menyediakan surga dan seluruh keindahan di dalamnya sebagai ganjaran bagi mereka.

Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-Nya untuk berupaya maksimal terhadap nikmat dan karunia yang diberikan-Nya. Karena pemberian tersebut yang akan mengantarkan kita pada jalan kebenaran. Panca indera yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla harus digunakan untuk memahami tanda-tanda kebesaran-Nya. Karena di akhirat nanti Allah Azza wa Jalla akan meminta pertanggung jawaban dari indera yang kita miliki. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sesungguhnya akan Kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah Azza wa Jalla kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj.” (QS. Al-A’raf: 179)

Selain itu, pemberian Allah Azza wa Jalla yang juga harus dimanfaatkan untuk mencari kebenaran adalah akal. Akal yang ada pada manusia memiliki potensi besar dalam menemukan petunjuk Allah Azza wa Jalla agar sampai pada surga yang dijanjikan-Nya. Akal, apabila dididik dengan baik, maka ia akan menghasilkan ilmu yang akan menghindarkan seseorang dari jalan kesesatan.

Secara harfiah, ‘aql berarti al-imsak ‘menahan’, al-ribath ‘ikatan’, al-nahy ‘melarang’. Orang yang berakal ( al-aqil) adalah orang yang mengekang dirinya dan menolak keinginan hawa nafsunya... ang yang berakal akan dapat mengendalikan hawa nafsu yang hanya akan menimbulkan kehancuran bagi dirinya. Oleh karena itu, sudah semestinya akal menjadi pengendali nafsu, yang selalu mengawasi kesalahan dan kelalaiannya, menahan serangannya dan menghindari tipu muslihatnya.

Dengan akal yang dianugerahi Allah Azza wa Jalla, maka manusia dapat mengetahui hakikat dari segala sesuatu, dapat membedakan mana yang baik ( hasanah) dan mana yang buruk ( sayyi’ah), mana yang benar ( shawab) dan mana yang salah ( khata’), mana cahaya ( an-nur) dan mana kegelapan ( adz-dhulumat).

Meski demikian, tidak sedikit orang cerdas dan berilmu yang memiliki potensi akal yang baik namun mereka lebih memilih berlari dari kebenaran demi mengikuti hawa nafsunya. Kelompok ini adalah mereka yang selalu mencari pembenaran bukan kebenaran. Merekalah yang selalu memutar balikkan dan mempermainkan firman Allah Azza wa Jalla dengan mengungkapkan yang haram dalam Al-Qur’an menjadi perkara yang halal untuk dilakukan, yang halal menurut Allah Azza wa Jalla  menjadi perkara yang haram menurut mereka.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan peringatan itu niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk: 10)

Ayat ini menerangkan tentang penyesalan para penghuni neraka yang tidak mau mendengar dan menggunakan akal ketika hidup di dunia. Kedudukan akal sangat tinggi dan karena  mampu memelihara manusia dari api neraka.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menggunakan akal (keshalihan) dari pada hawa nafsu (kesalahan) dalam menentukan pilihan terbaik untuk meraih ridha-Nya

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url