Pilih ILMU apa HARTA

ILMU ITU MENJAGA PEMILIKNYA, SEDANGKAN PEMILIK HARTA AKAN MENJAGA HARTANYA

Sobat gudang arab,Sesungguhnya syarat utama seorang pemimpin yang berkualitas adalah "sudah selesai dengan dirinya sendiri" dalam artian tidak lagi dikuasai ambisi pribadi, tak haus kekuasaan, dan mampu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Namun, konsep ini lebih sering menjadi retorika kosong ketimbang kenyataan. Pemimpin yang seharusnya menjadi pelayan rakyat justru banyak yang terjebak dalam perangkap kekuasaan dan kepentingan pribadi. Jabatan dipandang sebagai alat untuk memperkaya diri, memperkuat dinasti politik, dan mempertahankan status quo, bukan sebagai amanah yang harus diemban dengan integritas.

Saudaraku,Ibnu Athaillah As-Sakandari memberikan nasihat,

"أنْتَ حُرٌ مِمّا أنْتَ عَنْهُ آيِسٌ، وَعَبْدٌ لِما أنْتَ لَهُ طامِع"ٌ. (ابن عطاء الله السكندري)

"Kamu menjadi manusia bebas terhadap sesuatu yang tak pernah kamu inginkan, dan kamu menjadi budak terhadap sesuatu yang kamu ambisikan."(Ibnu Athaillah As-Sakandari)

Saudaraku,Manusia yang rakus dan tamak menjadi budak harta karena manusia harus menjaga harta tersebut, yang terkadang menjaga harta seperti seorang budak yang menjaga seorang raja atau menjaga majikannya. Perlu tenaga, perhatian dan konsentrasi yang benar-benar penuh untuk menjaga harta, bahkan untuk menjaga harta perlu mengorbankan segalanya.

Ibnul Qayyim menjelaskan perbedaan harta dan ilmu, beliau berkata,

ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺤﺮﺱ ﺻﺎﺣﺒﻪ ﻭﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻳﺤﺮﺱ ﻣﺎﻟﻪ

“Ilmu itu menjaga pemiliknya sedangkan pemilik harta akan menjaga hartanya.” (Miftah Daris Sa’adah 1/29)

Tidaklah heran apabila manusia banyak yang menjadi budak harta dan dunia karena harta adalah fitnah (ujian) terbesar bagi umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

“Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta.” 

(HR. Bukhari)

Manusia menjadi budak harta juga karena kerakusan dan ketamakan mereka dengan harta, bahkan manusia lebih rakus daripada serigala yang lapar sekalipun.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«مَا ذئبان جَائِعَانِ أُرسِلاَ في غَنَمٍ بأفسَدَ لها مِنْ حِرصِ المرء على المال والشَّرَف لدينهِ

“Tidaklah dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing lebih berbahaya baginya dari ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2376)

Saudaraku,Inilah hakikat harta dan dunia yang bisa menipu manusia. Manusia yang tamak mengira bahwa merekalah raja dan tuan, tetapi sesungguhnya mereka telah diperbudak oleh harta dan dunia...

Allah Azza wa Jalla berfirman,

ﻭَﻏَﺮَّﺗْﻬُﻢُ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺷَﻬِﺪُﻭﺍ ﻋَﻠَﻰٰ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻛَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ

“Kehidupan dunia telah menipu mereka.” (QS. Al-An’am: 130)

Karenanya kita diperintahkan agar benar-benar menjaga diri kita dari kelalaian karena harta. Allah Azza wa Jalla berfirman,

ﻳﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻻَ ﺗُﻠْﻬِﻜُﻢْ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟُﻜُﻢْ ﻭَﻻَ ﺃَﻭْﻻَﺩُﻛُﻢْ ﻋَﻦْ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻔْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﺄُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮُﻭﻥَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun: 9)

Semestinya dengan dikaruniai harta-harta dan anak-anak menjadikan kita senantiasa bersyukur, _qana'ah_ (merasa cukup), semakin dekat dan semakin taat kepada Allah Azza wa Jalla.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayahnya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa _qana'ah_ atas tidak diperbudak terhadap sesuatu yang diambisikan untuk meraih ridha-Nya.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url